HUT KE 13 DEKRANAS
PENGEMBANGAN POTENSI KEKAYAAN SENI KRIYA” DAERAH PERBATASAN” MENJADI PEKERJAAN RUMAH (PR) PEMERINTAH
Jakarta, progresif
Peringatan hut ke 13 dewan kerajinan nasional (dekranas) minggu lalu ikut melibatkan komunitas disabilitas (penyandang cacat) dan siswa smk dalam upaya membantu memasarkan, memperkenalkan dan memamerkan hasil kerajinan tersebut kepasaran. Diharapkan hasil kerajinan tersebut bisa diterima dan diserap pasar local maupun internasional tidak saja sebagai hasil karya yang kreatif dan inovatif tetapi mampu memiliki nilai ekonomi atau nilai jual yang bersaing. Diharapkan kelak para pengrajin bisa membantu meringankan beban pemerintah dalam hal mengurangi jumlah pengangguran di tanah air.Tahun ini juga peringatan hut ditandai dengan peluncuran buku berjudul: “Permata Tersembunyi Kalimantan Timur” mengangkat potensi wilayah perbatasan Kalimantan timur dengan Malaysia maupun Brunei Darussalam.Kalimantan Timur yang memiliki 9 daerah kabupaten kota 3 diantaranya berbatasan langsung yaitu: kab.kutai barat, kab.malinau,kab.nunukan ketiganya memiliki kekayaan seni kriya berupa tenun,sulaman,manic-manik,anyaman,ukir kayu dan Mandau. Para pengrajin setia menjaga tradisi namun kabupaten tersebut masi memilikikendala seperti: keterbatasan bahan baku,jumlah pengrajin yang menurun,akses pasar yang masih terbatas. Kendala ini harus segera disikapi dengan bijak mengingat posisinya yang strategis dan potensi ekonominya yang baik sebagai halaman depan Indonesia dan mendapat perhatiaan seta dukungan dari masyarakat luas.
Pada kesempatan ini progresif banyak mengunjungi stan pengrajin dan berbincang-bincang langsung demikian liputannya:
Nusa tenggara barat
Ketua UD.Lasiar handicraft sebut saja namanya L.Wisnu Pradita adalah kelompok disabilitas yang sejak usia 16 tahun lumpuh kaki akibat penyakit yang dideritanya dulu orang tuanya tidak bisa membawa wisnu berobat kerumah sakit namun dibalik semua itu ia tidak membenci orang tuanya kondisi ini yang membawa dirinya menjadi pria mandiri dan ia juga pernah merasa putus asa melihat nasib kawan-kawan disabilitas lainnya yang belum sepenuhnya ditanggani oleh pemerintah. Akhirnya ia memberanikan diri menjadi ketua kelompok penyandang cacat produktif (KPCP) Lombok timur yang aktif sebagai pengrajin accessories kerang mutiara yang bahan bakunya banyak tersedia dialam NTB. Ia mengaku senang karena pameran kali ini bisa menjadi ajang silaturahmi dan evaluasi kaum disabilitas (YPAC,The red feather,kubca dan sebagainya) dengan keterbatasannya ia tetap lincah ,semangat dan ceria melayani pengunjung.
Seorang H.Alimuddin, SH adalah contoh pengrajin tradisional yang telah sukses yang memiliki banyak usaha antara lain toko perhiasan dan perusahaan tour n travel di NTB ia merasa senang karena hasil kerajinan nya banyak disenangi ibu-ibu pejabat pada pameran kali ini mutiara bertahtakan emas dan perak menjadi daya tarik pengunjung sehingga omsetnya terus bertambah. Alimuddin saat bertemu progresif mengatakan bahwa dirinya berkawan baik dengan banyak jurnalis ia mengakui peran jurnalis sangat membantu usahanya memperkenalkan mutiara NTB sebagai andalan bisnis pengrajin kepasar yang lebih luas.
DKI Jakarta
Pengrajin Lily Wisanti asal Jakarta selatan salah satu pengrajin asal DKI Jakarta yang juga menjabat sebagai secretariat 2 dekranas pada kesempatan kali ini menjadi juara harapan 1 katagori adi busana merasa pemberitahuaan acara terlalu mepet sehingga dirinya tidak dapat mempersiapkan acara ini dengan maksimal. Padahal ia mewakili Jakarta sebagai tuan rumah, ia sudah berusaha menampilkan yang terbaik dari wilayahnya seperti roti buaya,busana ala Jakarta seperti yang dipakainya pada saat itu, kerajinan yang memakai trand merk khas kota Jakarta pada motif tas batik dan kain seperti gambar ondel-ondel,monas dan sebagainya. Ia bercita-cita kelak akan membuka toko kuliner khas Jakarta sebagai penyeimbang toko souveniernya yang belum pernah ia temukan, ini juga sebagai bentuk keprihatinan sebagai warga betawi dan sebagai pengrajin batik tulis kreatif ia menghimbau kepada pemerintah untuk bisa serius membantu dalam hal pembinaan dan permodalan dengan bunga rendah.
Hal senada diatas juga diutarakan oleh Harry pejabat daerah kabupaten kota provinsi jawa timur hendaknya memberitahuan acara dari jauh-jauh hari , ia mengaku mendapat kabar dari provinsi sekitar 1 bulan sebelumnya. Padahal jawa timur memiliki koleksi batik dengan motif terbanyak diindonesia dan telah mendapat penghargaan Rekor Muri pada tahun 2011 lalu tidak hanya batik banyak pula kerajinan dari daerahnya yang tak kalah menarik, dikatakannya hal ini kepada progresif dengan harapan tahun depan ada perbaikan pada acara serupa tidak saja yang dilakukan di Jakarta tapi dimanapun acara berlangsung.
Jawa barat
Sebut saja Rini seorang guru ketrampilan SMKN 14 Bandung mengatakan bahwa hasil ujian praktek anak didiknya ikut dipamerkan pada hut ke 13 dekranas, ia yakin siswa smk mampu bersaing dengan pengrajin lain dan sekolah telah mendidik siswanya untuk bisa tampil di masyarakat siap berkarya dan bekerja kelak tamat nanti. Namun sayang sebagai ajang adu kemampuan kali ini banyak siswa smk yang tidak hadir ini tidak sesuai dengan surat edaran yang dibacanya. Sebagai penebus rasa kecewanya Rini masih sempat bangga karena stan jawa barat mendapat juara 11 kategori stan terbaik setelah Papua barat, bersama siswa SMKN 9 dan kelompok usaha bersama penyandang cacat (kubca) , harapan Rini selaku pendidik di sekolah kejuruan adalah ingin perubahan pola pikir masyarakat terhadap sekolah kejuruan yang dianggapnya selama ini smk hanya milik masyarakat ekonomi menengah kebawah.
Bali
Pengrajin asal bali yang berhasil ditemui proresif adalah Ketut Rajin, bali dan jawa timur adalah provinsi yang kelompok usaha kecil dan menengahnya (ukm) bisa diandalkan sebagai usaha tetap sebagian besar masyarakatnya. Ketut memperkenalkan songket bali, ndek (kain) gempolan/pelangi, accessories dari kulit ular ( banyak diternak di daerahnya ) menurutnya para pengrajin di bali telah mendapat dukungan masyarakat dan pemerintah sejak lama, jadi regenerasi banyak ditemukan ia juga memiliki work shop dirumahnya dan tidak sungkan untuk berbagi ilmu pada siapapun.Seni yang tinggi pada hasil kerajinannya membuat nilai jual menjadi mahal dan ini ada jaminan kwalitas darinya selain itu kain-kainnya dibuat secara manual yang membutuhkan waktu lama dan ketelitian serta ketekunan.
Pengrajinan lainnya sebut saja Supra Dewi sebagai pengrajin perak dan emas ia merasa harga bahan baku tidak stabil sehingga ia prihatin dengan kelangsungan usahanya. Padahal sejak tahun 1976 ia sudah menjadi pengrajin professional sering mengikuti beragam acara pameran baik dalam maupun luar negeri , ia mengeluh omset nya kali ini tidak banyak karena ia merasa jumlah pengunjung tidak begitu banyak untuk sebuah acara tingkat nasional, jam buka-tutup pameran tidak jelas , kebersihan lokasi masih kurang , demikian ia mengakhiri bincang –bincang nya dengan progresif karena sibuk mau pulang untuk persiapan menyambut hari raya Nyepi di bali bahkan Ketut Rajin sudah lebih dulu balik banyak kainnya laku dan laris terjual pada hari ke 2 pungkas nya.… MERCY-IMAM … ADA FOTO